ke Jogjakarta
dan Candi Borobudur
oleh Fitria Nur Ayni
Kami berangkat dari Semarang sekitar
jam 8.30 untung melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta, namun karena kelaparan, akhirnya kami pun mampir dahulu di
Simpanglima untuk menikmati Bubur Ayam Simpanglima dengan suwiran daging ayah
dengan telur kuah kecapnya. Perjalanan ke Jogjakarta cukup ramai, terlihat
banyak mobil pribadi yang menuju ke Jogjakarta untuk menikmati liburan juga.
maklumlah sedang musim liburan sekolah.
Sampai
di Jogjakarta, saya dan Elly segera membungkus Lotek langganan di daerah
Colombo dan langsung berangkat ke RM Es Eny di dekat Mal Galeria. Anak-anak pun
makan dengan lahap di sana, sementara saya dan Elly menikmati Lotek kesukaan
kami.
Usai
makan dan menaruh barang bawaan di tempat penginapan, kami pun berangkat menuju
ke Kasongan. Kasongan merupakan suatu daerah di Bantul yang menjual berbagai
kerajinan tangan dari batu, tembikar, terakota, dll. Ada yang berbentuk semacam
tugu kecil dengan aliran air yang menggerakkan bola batu sehingga berputar
terus menerus. Ada pula yang berbentuk relief wajah Sang Buddha Gautama dengan
aliran air yang mengucur turun. Sungguh kerajinan tangan yang mempesona.
Harganya pun relatif lebih murah ketimbang barang-barang serupa yang dijual di
berbagai Mall di kota besar seperti Jakarta.
Karena
sudah sore, dari Kasongan, kami pun langsung berpindah tempat ke Kotagede untuk
menyantap Sate Sapi Karang. Yang paling istimewa bagi saya adalah lodeh
tempenya. Biasanya orang memakan sate dengan lontong berbumbu kacang, namun di
sini, potongan lontong yang ditata di dalam piring diguyur kuah lodeh tempe.
Kuah lodeh yang encer berpadu potongan tempe sungguh menggugah selera. Daging
sapinya terasa cukup empuk di lidah. Oh ya, teh manisnya menggunakan gula batu
lho, hmmm nikmat bangettt..
|
|
Lontong
Lodeh Tempe
|
Sate Sapi Karang, Kotagede
|
Usai
mandi sore, kami pun berangkat ke Plasa Ambarrukmo (biasa disebut dengan
“AmPlas”). Wuih, terjadi kemacetan cukup panjang di Jl Solo karena banyaknya
mobil yang antri masuk tempat parkir Plasa Ambarrukmo. Beruntunglah kami
mendapatkan tempat parkir di puncak atap plasa tersebut. Anak-anak pun makan
malam dengan hidangan Beefbowl dari Goiza. Seperti biasa, saya pun
melihat-lihat buku di Toko Buku Gramedia. Wah, koleksi buku-bukunya jauh lebih
lengkap dan lebih baru ketimbang di Semarang! Elly berhasil mendapatkan jam
tangan G-shock yang dia idamkan dengan harga promo; dan anak-anak pun bermain
riang gembira di Timezone.
Sebagai
hidangan penutup hari itu, kami pun membeli Nasi Goreng Ketandan, di dekat toko
oleh-oleh Bakpia Patuk. Nasi gorengnya terasa begitu pulen, berbaur harmonis
dengan keekian, daging ayam, dan potongan sayur. Hmm, sungguh suatu hidangan
penutup yang luar biasa.
Keesokan
harinya, kami sarapan dengan Nasi Gudeg Yu Djum di daerah Kaliurang km 5.
Sebenarnya Nasi Gudeg Yu Djum ini berpusat di kawasan Selokan, namun saya lebih
sering makan nasi gudeg yang di Kaliurang.
Selesai
makan, Elly dan Emmy berniat mencari berbagai batik untuk oleh-oleh. Nah, saya
kebagian tugas untuk menggembalakan 3 anak kambing… eh, salah tulis, mengasuh 3
anak kecil adik – adikku yang unyu-unyu!hehehehe. Akhirnya kami memilih untuk
berjalan-jalan keliling Jogjakarta dengan menaiki bus Trans Jogja yang masih anyar
tersebut.
Impresif!
Pelayanan para petugas di shelter Malioboro sangatlah prima. Mereka
menjelaskan perbedaan rute 1A (Prambanan) dan 2A (Terminal Jombor) dengan cukup
baik dan sabar. Kami pun memilih rute 1A dengan jarak tempuh sekitar 2 jam,
agar Elly dan Emmy puas memilih batik di Pasar Beringhardjo dan Mirota Batik.
Bis Trans Jogja pun tiba dan kami berempat pun menaiki bis tersebut. Brian, Kayra, dan Jo mendapatkan tempat
duduk bersebelahan, sedangkan saya berdiri hingga akhirnya ada penumpang lain
yang turun dan saya pun mendapatkan tempat duduk. Kami pun berkeliling melewati
Janti, Kalasan, Bandara, Prambanan, Plasa Ambarrukmo, Mangkubumi, dan akhirnya
kembali ke Malioboro. Dengan hanya membayar Rp 3.000 /orang, perjalanan selama
2 jam ini cukup nyaman. Pendingin (AC) berjalan dengan baik, kebersihan bis
juga sangat terjaga, dan keramahan awak bis membuat saya mengacungkan jempol
kepada Trans Jogja. Kiranya kualitas layanan prima ini tetap terjaga baik untuk
ke depannya.
Karena
waktu yang terbatas, kami mengurungkan niat untuk makan sego abang (nasi
dari beras merah) di daerah Wonosari. Akhirnya kami pun makan siang di Ayam
Goreng Soeharti. Kali ini, kami memesan satu menu tambahan yaitu Oseng-oseng
Daun Pepaya. Wow, lezat! Rasa sedikit pahit dari daun pepaya membuat ayam
goreng terasa lebih menonjol.
Usai
makan siang, kami pun berkemas dan meninggalkan kota Jogjakarta untuk menuju ke
Candi Borobudur. Di sana, kami juga akan bertemu dengan keluarga Handoyo (kakak
Elly) yang menyusul dari Semarang. Kami tiba di Candi Borobudur pada pukul 4:30
sore. Kami cukup beruntung karena pintu masuk Candi Borobudur ditutup jam 5
sore. Selain itu, cuaca nampak cukup teduh (memang agak mendung, tapi bisa juga
karena sudah cukup sore). Saat disana terasa capek saat naik tapi seru banget
karna sambil bercana sama teman – teman. Melihat relief yang unik, ukiran yang
ada di dinding – dinding uuww sangat seru deh.!
|
|
|
|
|
Setelah
selesai melihat candi – candi disana, Akhirnya
kami pun menuju kota Magelang untuk makan malam. Tadinya sih kami akan makan di
RM Pancoran, namun karena tempatnya cukup penuh sehingga tidak ada meja yang
cukup untuk rombongan kami, akhirnya kami pun pindah ke rumah makan di
sebelahnya (sorry yaa, lupa namanya).
Berakhirlah
liburan wisata kami ke Jogjakarta (Kasongan, Kotagede, Malioboro) dan Candi
Borobudur. Sungguh mengasyikkan, dan kiranya akan berlanjut terus ke tempat
lain yang asyik dengan acara yang makin asyik. Seruu beud deecchhhh..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar